Widget By: Aulianet

Link Terpopular Kami

Berbagidisini-Auto Backlink
Ketro Tulakan Pacitan

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1432 H - 2011

Written By Phuad Cahyono on Jumat, 29 Juli 2011 | 29.7.11

Marhaban Ya Ramadhan.., tak terasa satu tahun telah berlalu dan kita hendaknya selalu memanjatkan puji syukur kehadirat ALLoh SWT, karena sampai saat ini kita masih diberikan nikmat yang tak terhingga jumlahnya. Salah satu nikmat yang sangat kita tunggu-tunggu yaitu Marhaban Ya Ramadhan | Selamat Datang Bulan Ramadhan 1432 H.

Situs PKPU selalu menyediakan jadwal puasa Ramadhan / Imsakiyah sesuai dengan keputusan pemerintah, meskipun pada saat tulisan ini dimuat masih tertulis 1431 H, hal ini karena menunggu pemerintah resmi mempublikasikan jadwal puasa ramadhan 1432 H. Situs PKPU memuat secara lengkap jadwal puasa mulai dari Indonesia Bagian Timur hingga Indonesia Bagian Barat. Nah.. sering-seringlah berkunjung ke Kabar Sekolah menunggu info terbaru di sini dan tunggu kabar terbaru dari Pemerintah dan update terbaru dari PKPU.





29.7.11 | 0 komentar | Read More

Pacitan Kota Pariwisata - 1001 Goa

Written By Phuad Cahyono on Jumat, 15 Juli 2011 | 15.7.11



Memang terbukti kalo pacitan memang kota pariwisata..
jika anda ingin membuktikan silahkan datang sendiri...
Atau anda bisa gabung di sini agar bisa mendapat informasi.
15.7.11 | 0 komentar | Read More

Tidak Dianjurkan Melewati Rute Trenggalek-Pacitan Malam Hari

Written By Phuad Cahyono on Kamis, 14 Juli 2011 | 14.7.11

Trenggalek-Pacitan
Watulimo-Trenggalek sore itu cukup mendung. Saya harus segera meninggalkan Watulimo sebelum hujan datang. Yah bodohnya saya lupa tidak membawa jas hujan. Kalau saya tidak segera pergi dari Watulimo bisa-bisa saya terjebak malam disini. Tujuan saya berikutnya adalah Pacitan. Motor saya arahkan menuju Kota Trenggalek. Namun sebelum sampai di Kota Trenggalek saya melihat petunjuk arah, ke kiri Pacitan dan lurus ke Kota Trenggalek/Ponorogo. Naluri saya langsung mengatakan kalau saya harus belok kiri. Kemudian saya berhenti sebentar di sebuah mini market untuk membeli minum dan bertanya kepada warga setempat apakah jalan yang saya lewati ini memang benar arah ke Pacitan? Dan ternyata memang benar, menurut mereka ini adalah jalan terdekat untuk sampai di Pacitan. 

Nggak mikir terlalu panjang saya segera kembali memacu motor saya mengikuti arahan dari warga setempat tersebut bahwa saya harus melewati daerah bernama Dongko, Panggul, dan Lorok untuk sampai di Pacitan. Kesan pertama begitu menggoda, jalan bagus dan mulus dengan kontur naik-turun layaknya jalan di perbukitan dengan pemandangan yang indah, hijau semuanya sepanjang mata memandang. Namun itu tidak lama karena perjalanan sesungguhnya baru akan dimulai. 
Trenggalek-Pacitan
Jalan Trenggalek-Pacitan yang saya temui berubah menjadi jalan yang banyak lubang dan sangat jelek. Saya tidak bisa memacu motor saya dengan kencang. Saya hanya bisa berjlana 20-30 km/jam. Lubang dimana-mana, kalau lewat sini Anda harus pandai memilih jalan karena banyak lubang yang cukup dalam. Jalan yang naik-turun dan penuh tikungan akan semakin menyulitkan perjalanan Anda. Perjalanan terasa sangat lama apalagi jalan ini sangat sepi, hanya 1-2 kendaraan yang lewat. Pemukiman warga? Sangaaattt jarang.. Sepertinya saya akan terjebak malam di jalanan ini karena sebentar lagi matahari akan tenggelam.

Saya terus berjalan menikmati guncangan-guncangan dari motor yang melibas jalan yang sangat parah ini. Tidak lama kemudian matahari benar-benar tenggelam. Sekarang saya tidak tahu Dongko itu dimana, Panggul itu dimana, Lorok itu berapa kilometer lagi. Tidak ada petunjuk jalan yang tersedia. Saya hanya fokus untuk terus berjalan karena jalan ini tidak bercabang dan hanya jalan satu-satunya. Kenapa harus fokus? Selain jalannya banyak lobang dan berliku-liku, hari juga sudah gelap. Tidak ada penerangan sama sekali di jalan. Saya cuma bisa mengandalkan penerangan dari motor saya yang sialnya mati lampu jarak dekatnya padahal sudah saya ganti saat servis beberapa hari yang lalu. Sekarang lampu jarak jauh berdaya 55 watt yang bisa saya andalkan. Beberapa kali saat memacu gas agak dalam saya tiba-tiba mengerem dengan agak keras karena jalan membelok sedangkan saya mengira masih lurus. Sedangkan yang lurus itu adalah jurang tanpa penghalang. *Fiuh.. Maklum saja nggak ada marka jalan jadi semua keliatan hitam saja. Sempet frustasi juga sih lewat jalan yang hancur di malam yang gelap gulita seperti ini, sendirian pula. Rasa frustasi timbul karena settingan suspensi motor saya cukup keras, sangat nggak cocok untuk melewati jalan yang banyak lubang seperti ini. Naik kuda besi ini seperti naik kuda beneran yang melompat-lompat. :(
Trenggalek-Pacitan
Saya sudah berjalan lebih dari dua jam, tapi hutan-hutan ini tidak kunjung berganti menjadi pemukiman-pemukiman warga. Ketika jalan sudah agak bagus saya menemukan sebuah SPBU. Ini satu-satunya SPBU yang saya temui di tengah kegelapan malam itu. SPBU yang tergolong kecil dan tidak ramai. Saya berhenti tidak untuk mengisi bahan bakar karena bahan bakar saya masih cukup banyak semenjak mengisi dari Surabaya pada pagi hari tadi. Saya shalat dulu dan istirahat sebentar. Kemudian saya bertanya kepada bapak-bapak yang saat itu juga selesai shalat. Kota Pacitan masih sekitar 55 km dari situ menurut info bapak itu dan SPBU ini masih masuk Kabupaten Trenggalek. Saya harus melewati Lorok dengan kondisi jalan yang masih sama seperti yang saya lewati tadi. *shock*

Perjalanan dilanjutkan dan memang benar jalannya masih saja melewati perbukitan. Sepertinya wilayah Jawa bagian selatan memang dipenuhi oleh perbukitan kapur mulai dari Wonosari sampai dengan Trenggalek ini. Kembali saya hampir masuk jurang karena terlalu bernafsu menggeber motor padahal jalan sangat gelap. Iseng-iseng saya berhenti di tengah jalan untuk mengambil foto kegelapan malam saat itu. Saya sih berharap bakal ngeliat yang nggak-ngak, tapi ternyata nggak ketemu juga. Hehe..
Trenggalek-Pacitan
Singkat cerita saya sampai juga di Lorok. Saya kurang paham Lorok ini nama apa, tapi sepertinya sih nama kecamatan karena di Lorok sudah banyak pemukiman penduduk. Intinya sih lebih ramai dibandingkan Dongko maupun Panggul yang sebelumnya saya lewati. Hanya saja jalannya juga masih parah, banyak lubang disana-sini. Jarak dari Lorok sampai ke Kota Pacitan masih sekitar 40 km lagi. Nggak jauh dari Lorok saya melewati PLTU Sudimoro. Katanya ini PLTU yang baru beroperasi di Pacitan. Berarti saya udah deket dengan Pacitan dong.. 

Setelah PLTU itu jalan udah halus walaupun agak sempit. Untuk papasan dua mobil aja yang satunya harus mengalah keluar dari badan jalan. Kebetulan ada sebuah mobil Toyota Inova yang cara mengemudinya agak gila juga dengan kondisi jalan sempit dan berliku seperti ini. Mobil berplat merah dengan nomor polisi berawalan AE. Saya mengikuti terus mobil itu untuk mendapatkan racing line (halah kayak balapan aja) yang bagus. Salutnya saya ngikutin ini mobil bisa nembus lebih dari 100 km/jam. Pengemudi mobil ini termasuk nekat juga. Dari caranya mengemudi sepertinya dia sudah sangat hafal dengan jalan ini. Saya menjadi tidak ragu untuk mengikutinya. Saya mengikuti mobil ini sampai di Kota Pacitan. Wuaahhh.. Sampai juga di kota, rasa deg-degan sepanjang perjalanan yang mencekam tadi sudah hilang. Waktunya untuk rileks sejenak..

Bagi yang mau melewati jalur Trenggalek-Pacitan saya anjurkan untuk tidak melewati jalur Dongko-Panggul-Lorok yang saya lewati ini. Lebih baik sedikit memutar lewat Ponorogo tapi dengan kondisi jalan yang lebih baik dan lebih ramai. Apalagi jika sendirian saja di malam hari, sangat tidak dianjurkan. Anda akan sangat kerepotan jika terjadi pecah ban atau kehabisan bensin. SPBU kalau tidak salah cuma ada 1-2 tempat saja sepajang jalur ini dengan jarak yang cukup berjauhan. Sekitar 65 persen jalan yang dari Trenggalek ke Pacitan ini berupa tanjakan. Ada beberapa jalur tanjakan yang cukup panjang, bahkan sampai 10 km. Nah jarak dari Trenggalek ke Pacitan berdasarkan trip meter di motor saya adalah sejauh 125 km dengan waktu tempuh 4 jam. Bandingkan saja dengan Surabaya-Trenggalek dengan jarak 190 km yang bisa saya tempuh dalam waktu 3,5 jam saja. Saya bakal berpikir ratusan kali kalau sebelumnya tahu jalurnya akan seperti ini. Tidak selalu jarak terdekat memberikan waktu tempuh lebih cepat. Bijaklah dalam memilih! *loh*
14.7.11 | 0 komentar | Read More

Layanan KTP On Line 12 Kecamatan

Written By Phuad Cahyono on Selasa, 14 Juni 2011 | 14.6.11

Harapan pemerintah kabupaten Pacitan menempatkan kecamatan sebagai unit pelayan publik mulai terwujud. Rintisan terbaru, adalah terlaksananya layanan KTP on line di 12 Kecamatan

Sejak diluncurkan bulan April lalu, kini pembuatan KTP cukup dilakukan sampai tingkat kecamatan. Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Rahmad Dwiyanto, dengan peralihan kewenangan pembuatan KTP ke wilayah, maka proses pengerjaan dokumen kependudukan itu menjadi lebih efektif. Masyarakat tidak perlu lagi datang langsung ke tingkat kabupaten untuk melakukan pengurusan KTP sehingga lebih hemat biaya. Karena di kecamatan akan dilayani gratis.

Bahkan lanjut Rahmad Dwiyanto, pemberlakuan KTP on line di tingkat kecamatan ini pula memberi pengaruh cukup signifikan terhadap beban kerja di Dinas Dukcapil. Kendatipun masih ada masyarakat yang melakukan pengurusan KTP hingga kabupaten, namun semenjak online di kecamatan  beban tersebut berkurang hingga 30 persen tiap harinya. Hal ini berpengaruh positif terhadap proses pengerjaan dokumen-dokumen kependudukan lain, seperti kartu keluarga, akte kelahiran pengajuan surat pindah dan lain sebagainya.

Dengan diberlakukanya KTP online di kecamatan, tandas Rahmad Dwiyanto, maka kesiapan Pacitan menyambut pemberlakuan KTP elektronik (E KTP) 2012 semakin terang. Paling tidak, kebutuhan akan infrastruktur pendukung dan sumber daya manusia sudah bisa dijalankan. Kalaupun ada yang masih butuh pembenahan adalah penyempurnaan jaringan terpadu dari wilayah ke kabupaten.(Riz)
14.6.11 | 0 komentar | Read More

Tiba Di Pacitan, Piala Adipura Diarak Keliling

Written By Phuad Cahyono on Rabu, 08 Juni 2011 | 8.6.11

Prestasi Kabupaten Pacitan, kembali mampu memboyong anugerah Adipura untuk kali ke empat, mendapat sambutan meriah dari masyarakat.Setibanya di Pacitan, piala bidang kebersihan  itu langsung di arak menyusuri  kota Pacitan
Kirab piala Adipuira ini sendiri dimulai dari perbatasan kabupaten Pacitan dengan Jawa Tengah, tepatnya dikecamatan Donorojo. Diserahkan langsung  Bupati Pacitan Indartato kepada Camat setempat begitu selanjutnya hingga pendopo kabupaten dengan cara estafet. Bahkan khusus di Pacitan kota, piala Adipura diarak keliling melalui desa-desa dan mendapat sambutan meriah dari masyarakat yang melihat langsung di pinggir jalan.

Bupati Pacitan Indartato saat menerima kembali piala Adipura di pendopo kabupaten mengatakan, prestasi ini merupakan buah kerja keras dari seluruh komponen masyarakat. Untuk itu, mewakili pemerintah daerah orang nomor satu di Pacitan itu menyampaikan ucapan terima kasih, terlebih kepada  jajaran pasukan kuning atau petugas kebersihan. Bupati berharap, prestasi ini dapat berlanjut ditahun-tahun berikutnya.

Terpisah kepala Kantor Lingkungan Hidup, Joni Maryono menyatakan, hasil yang dicapai kabupaten Pacitan ini merupakan dorongan semangat untuk meningkatkan kebersihan di Pacitan. Intinya, bagaiman peran serta masyarakat bisa terus ada, menjaga kebersihan dan memanfaatkan sampah agar tidak menumpuk di pembuangan. Hal itu pula yang menjadi poin penting penilaian Adipura. Yakni, memperkecil penggunaan sampah terutama limbah rumah tangga yang tidak bisa didaur ulang.

Untuk mendapat anugerah tertinggi bidang kebersihan tahun ini lanjut Joni Maryono lebih berat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dari kabupaten/kota se Indonesia tahun ini hanya diambil 63 . Padahal tahun lalu sebanyak 140 kabupaten/kota.  Di Jawa Timur, Kabupaten Pacitan mendapat piala Adipura bersama 14 kabupaten/kota lain.
8.6.11 | 0 komentar | Read More

Pacitan Menuju Geopark Dunia

Pacitan Geopark

Lagi, nama Kabupaten pacitan kembali terangkat menyusul kabar bahwa aset sejarah geopark berupa struktur


Pacitan geopark
geologi dan peninggalan purbakala di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, bakal dinilai tim United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk dimasukkan dalam Global Geopark Network. Struktur geologi dan peninggalan purbakala di Pacitan akan dinilai tim dari UNESCO pada 7-9 Juni nanti. Asset yang dinilai tersebut berupa pegunungan, perbukitan, goa, pantai, sungai, telaga, dan ladang serta benda-benda peninggalan purbakala peninggalan sejarah. Struktur geologi dan benda peninggalan purbakala itu jika memenuhi syarat akan dimasukkan dalam aset geopark dunia. Benda-benda itu terutama tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, dan sebagian daerah Kota Kecamatan.

Pemerintah Daerah setempat menggolongkan kawasan tersebut sebagai kawasan yang mengandung karst (bentukan permukaan bumi) kelas I. Sedangkan karst kelas II tersebar di kecamatan lain seperti Kecamatan Tulakan, Kebonagung, Sudimoro, Ngadirojo, dan Tegalombo. Disparbudpora mencatat ada 35 geosite (situs geologi) di Pacitan yang bersejarah dan kaya akan struktur geologi. Dari 35 geosite yang diajukan, ada 10 geosite yang akan dinilai tim UNESCO. Sepuluh geosite tersebut berupa:

1. Karst di Pancer Door (sebelah timur kawasan wisata Pantai Teleng Ria di Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan).

2. Karst di Tamperan Gung (perbukitan yang berada di kawasan Pantai Tamperan, Desa Tamperan, Kecamatan Pacitan).

3. Karst di Tamperan Atas (perbukitan yang berada di kawasan Pantai Tamperan, Desa Tamperan, Kecamatan Pacitan).

4. Karst di Pantai Klayar (Desa Sendang, Kecamatan Donorojo).

5. Stalaktit dan stalakmit di Goa Gong (Desa Bomo, Kecamatan Punung).

6. Stalaktit dan stalakmit di Goa Tabuhan (Desa Wareng, Kecamatan Punung).

7. Stalaktit dan stalakmit di Goa Song Terus (Desa Wareng, Kecamatan Punung).

8. Sedimentasi di Telaga Guyang Warak (Kecamatan Punung).

9. Sungai Bak Soka (Kecamatan Punung).

10. Artefak peninggalan purbakala (Dusun Ngrijang, Desa Sekar, Kecamatan Donorojo).

Selain Pacitan, tim UNESCO juga akan menilai kekayaan geologi di Gunung Batur, Bali. Sebelumnya, Kementarian Kebudayaan dan Pariwisata sudah mensosialisasikan rencana penilaian tim UNESCO. Fungsi dari aset geologi itu bisa jadi wadah untuk pendidikan geologi, sejarah, sekaligus tempat pariwisata. Dan tentunya dengan kabar ini, semoga mampu mengangkat dan mendukung kesuksesan pembangunan di Pacitan.

Referensi :
http://www.pacitankab.go.id/
8.6.11 | 0 komentar | Read More